Gejala Autis & Tanda Awal pada Anak

Gejala autis bisa dideteksi ketika anak berusia 18 bulan. Semakin cepat mengenali gejala autis pada anak, akan membuat perbedaan besar dalam pengobatan. Tak peduli berapapun usia anak Anda, jangan sampai kehilangan harapan. Pengobatan bisa mengurangi efek gangguan dan membantu anak autis untuk belajar, tumbuh, dan berkembang.

Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak yang ditandai dengan sejumlah gejala. Gangguan spektrum autis muncul pada masa bayi dan anak usia dini, menyebabkan keterlambatan anak dalam banyak bidang seperti belajar berbicara, bermain dan berinteraksi dengan orang lain. Tanda-tanda dan gejala autisme sangat bervariasi. Beberapa anak autis hanya mengalami gangguan ringan, sementara yang lainnya mengalami gangguan yang berat untuk diatasi. Namun setiap anak autis memiliki masalah dalam tiga bidang berikut ini:
• Komunikasi, secara verbal dan non-verbal.
• Bergaul dengan orang lain dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka.
• Berpikir dan berperilaku fleksibel.

Di kalangan dokter dan ahli medis, ada perbedaan pendapat tentang apa penyebab autisme dan cara terbaik untuk mengobatinya. Namun satu fakta yang disetujui semua orang, intervensi dini dan intensif akan sangat membantu anak tersebut dan membuat perbedaan besar.

Tanda dan Gejala Autisme pada Bayi dan Balita
Meski autisme sulit didiagnosa sebelum anak berusia 2 tahun, namun gejalanya sering muncul antara usia 12 hingga 18 bulan. Tanda-tanda awal autisme seringkali melibatkan perilaku yang normal. Bahkan dalam sejumlah kasus, gejala-gejala awal autisme sering disalahartikan sebagai tanda-tanda bayi yang baik dan normal karena tampak tenang, mandiri dan tak banyak menuntut. Beberapa bayi autis tidak merespon ketika mereka dipeluk, atau berusaha menjangkau ketika hendak digendong ibunya, atau melihat ibu mereka saat diberi makan atau disusui. Berikut gejala awal autisme pada bayi dan balita:
• Tidak membuat kontak mata (misalnya melihat Anda saat diberi makan atau disusui).
• Tidak tersenyum ketika orang lain mengajak tersenyum.
• Tidak merespon saat dipanggil namanya oleh suara yang dikenalnya.
• Tidak mengikuti objek secara visual.
• Tidak menggunakan gestur (melambai, menunjuk, dan sebagainya) saat berkomunikasi.
• Tidak bersuara untuk menarik perhatian Anda.
• Tidak merespon saat dipeluk.
• Tidak berusaha menjangkau ketika hendak digendong.
• Tidak meniru gerakan atau ekspresi wajah Anda.
• Tidak bermain dengan yang lain.
• Tidak menuntut permintaan atau pertolongan.

Tanda dan Gejala Autisme pada Anak yang Lebih Tua
Biasanya tanda-tandanya lebih beragam pada anak yang usianya lebih tua. Umumnya kesulitan dalam keterampilan sosial, bicara dan bahasa, kesulitan komunikasi non-verbal, dan perilaku tidak fleksibel.

Ciri dan Gejala Anak Autis yang Bermasalah dalam Aspek Interaksi Sosial
Interaksi sosial dasar bisa jadi hal yang sulit bagi anak-anak dengan gangguan autisme. Mereka tampaknya hidup di dunianya sendiri, menyendiri dan terpisah dari orang lain.
• Tidak menyadari kehadiran orang lain atau yang terjadi di sekitar mereka.
• Tidak tahu bagaimana cara berhubungan dengan orang lain, bermain atau berteman.
• Lebih suka tidak disentuh, dipegang atau dipeluk.
• Kesulitan dalam memahami atau membicarakan perasaan dengan orang lain.
• Seperti tidak mendengar ketika orang lain berbicara padanya.

Ciri dan Gejala Anak Autis yang Bermasalah dalam Aspek Bahasa atau Komunikasi
• Perkembangan bahasa yang lambat.
• Sulit diajak bicara.
• Berbicara dengan nada atau suara yang tidak normal, atau dengan irama yang aneh.
• Mengulang kata yang sama, berulang-ulang.
• Menggunakan bahasa yang salah (tata bahasa, kata-kata yang salah, dan sebagainya).
• Tidak mengerti petunjuk sederhana, pernyataan atau pertanyaan.

Ciri dan Gejala Anak Autis yang Bermasalah dalam Aspek Komunikasi Non-Verbal
Anak autis kesulitan menangkap isyarat atau sinyal non-verbal halus dan menggunakan body languange atau bahasa tubuh. Hal ini membuat interaksi sosial seperti “memberi dan menerima (take and give) menjadi sulit dilakukan.
• Menghindari kontak mata.
• Menggunakan ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan apa yang ia katakan.
• Tidak memahami ekspresi wajah, nada suara dan gerak tubuh orang lain.
• Tidak terlalu banyak bergerak, cenderung dingin atau seperti robot.
• Sensitif terhadap suara keras.
• Postur tubuh abnormal, terlihat canggung, atau menggunakan cara-cara eksentrik saat bergerak (misalnya jalan sambil berjinjit, dan sebagainya).

Ciri dan Gejala Anak Autis yang Bermasalah dalam Aspek Perilaku Tidak Fleksibel
Anak autis sering tidak fleksibel bahkan obsesif dalam perilaku dan aktivitas mereka.
• Selalu menjalani rutinitas yang kaku (misalnya bersikeras mengambil rute tertentu ke sekolah).
• Sulit beradaptasi dengan setiap perubahan jadwal atau perubahan. Misalnya marah-marah jika mainannya disusun ulang, atau jadwal tidurnya berubah, dan sebagainya.
• Menyukai mainan yang tidak biasa, seperti lampu, kunci atau karet gelang.
• Senang dengan topik tertentu yang menarik yang melibatkan angka atau simbol (misalnya menghafal, membaca peta, jadwal kereta api, atau statistik olahraga).
• Menghabiskan waktu yang lama untuk mengatur mainan dengan cara tertentu, menonton benda bergerak seperti kipas, atau fokus pada satu bagian tertentu dari sebuah objek, misalnya roda mobil.
• Mengulang tindakan yang sama, atau melakukan gerak berulang-ulang, seperti mengepakkan tangan, bergoyang-goyang, memutar-mutar, yang dikenal sebagai perilaku self-stimulating atau stimming. Sejumlah peneliti dan dokter percaya bahwa perilaku ini bisa menenangkan mereka.

Penyebab Autisme
Sampai saat ini, kebanyakan ilmuwan percaya bahwa autisme disebabkan oleh faktor genetik. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga menjadi penyebab autisme. Lingkungan dalam konteks ini adalah apa saja yang ada di luar tubuh. Jadi tidak terbatas pada polusi atau racun di atmosfer. Bahkan salah satu faktor lingkungan yang mungkin menyebabkan autisme adalah faktor prenatal, seperti:
• Mengonsumsi obat antidepresi selama kehamilan, terutama pada trisemester pertama.
• Kekurangan gizi di awal kehamilan, seperti tidak mendapat asam folat yang cukup.
• Terjadi komplikasi segera setelah lahir, termasuk berat badan yang rendah dan neonatal anemia.
• Infeksi-infeksi yang terjadi pada ibu selama kehamilan.
• Paparan polusi kimia seperti logam dan pestisida saat hamil.

Ketika anak Anda memiliki gejala autisme, apa yang harus Anda lakukan?
• Pelajari tentang autisme. Semakin banyak pengetahuan Anda tentang autisme, semakin Anda siap membuat keputusan untuk si buah hati. Lengkapi diri Anda tentang pengobatan autisme dan berpartisipasi dalam semua keputusan atau pilihan pengobatan.
• Menjadi ahli bagi anak Anda. Cari tahu apa yang menjadi pemicu perilaku mengganggu anak Anda, dan apa yang membuatnya tenang.
• Terima anak Anda apa adanya, kebiasaan dan semuanya. Nikmati kebiasaan uniknya, dan berhentilah membandingkannya dengan anak yang lain. Merasa dicintai dan diterima tanpa syarat akan membantu anak Anda lebih dari apapun.
• Jangan pernah menyerah. Jangan pula membayangkan akan seperti apa masa depan mereka. Seperti orang lain pada umumnya, penderita autisme juga tumbuh dan mengembangkan kemampuan mereka.

Sumber/copy: http://www.familyguideindonesia.com/joomla-pages/parenting/item/548-gejala-autis-tanda-awal-pada-anak

2 thoughts on “Gejala Autis & Tanda Awal pada Anak

  1. Autis tidak bisa sembuh. Akan terus ada pada anak/orang tersebut, tapi dengan perawatan, kualitas hidup orang tersebut akan meningkat. Pada HFA (high functioning autism), orang yang memiliki autis hampir akan menjadi seperti orang normal umumnya, hanya dia masih punya masalah pada sosialisasi dan komunikasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Notify me of followup comments via e-mail. You can also subscribe without commenting.