Read this sentences carefully :
Baik atau buruknya suatu hubungan (teman, berpacaran / pranikah, atau
pernikahan), tergantung dari siapa saja yang terlibat dari hubungan itu.
OMELET TELUR BUSUK
Temen2, kalo dipikirin dan direnungin maka kalimat di atas bener banget
tuhh. Relationship kita dengan orang lain, tentu terkait erat dengan pribadi
orang itu sesungguhnya. Seorang tokoh motivasi terkenal juga pernah bilang,
kita adalah rata-rata dari karakter teman-teman kita, dengan kata lain
keberadaan kita ini dipengaruhi oleh orang2 di sekeliling kita. Contoh nyata
dehh: Omelet, alias telor dadar / orak-arik. Dia akan menjadi makanan yang
enak banget (terutama buat yang laper) kalo terbuat dari telur-telur yang
segar dan baik. Tapi gw pernah bikin omelet dari 4 telur, dan ternyata waktu
gw pecahin telur ke 4 dan tercampur dengan 3 yang lain, telur ke 4 itu udah
busuk. Wakzzz…, Apa temen2 ada yang mau omelet dari 3 telur bagus dan 1
telur busuk..??
Tentu ga akan ada yang mau, because the 4th egg, has made the whole things
going bad. Yup, si telur busuk tadi udah mempengaruhi/ merusak telur-telur
yang baik. Dan kabar buruknya adalah : Omelet itu ga bisa jadi telur lagi.
Ilustrasi di atas, ga jauh beda dengan relationship yang kita alami dengan
teman-teman kita, termasuk juga dalam pernikahan. Relationship hanya bisa
seindah dengan siapa kita menjalin hubungan itu. Kalo dalam pernikahan sudah
diaduk menjadi satu, dan jika baru ketahuan kalau telur yang satu busuk dan
mengalahkan telur yang baik… owww… that’s terrible.
Now, kita lihat pada ayat dibawah ini, ayat yang mengawali tentang
relationship antar manusia.
Kejadian 2 : 18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan
dia.”
King James Version : And the LORD God said, It is not good that the man
should be alone; I will make him an help meet for him.
Jika manusia seorang diri / Alone : Tuhan katakan itu “Tidak Baik”.
Seorang diri = alone /sendirian, bukan single. Manusia yang Alone artinya
: sendiri saja, eksklusif, terisolasi, menyendiri, tersendiri, tidak ada
teman. Ini adalah kondisi yang tidak baik.
Mengapa TIDAK BAIK jika manusia seorang diri saja ?? Here’s the reason :
1. Karena KASIH. Sifat dasar dari kasih adalah MEMBERI, to give. God is
Love, jadi supaya Tuhan bisa mengasihi maka Tuhan menciptakan manusia agar
Tuhan bisa mencurahkan kasihNya.
2. Karena untuk memperoleh keturunan, maka harus berpasangan dengan lawan
jenisnya.
3. Karena talenta dan kemampuan kita dapat dikembangan sendirian saja.
Tetapi untuk mengembangkan Karakter, diperlukan orang lain! Betul khan?
You see guys? It’s not good for a man to be alone (sendiri, eksklusif,
menyendiri, tidak berteman)
But it’s good to be SINGLE !
SINGLE artinya: tunggal, whole, utuh, complete, terpisah, unik (English
Dictionary), whole, unique, undivided. Tuhan tidak bilang : It’s not good to
be single, tapi yang Dia bilang : It’s not good to be alone. Adam = adalah
pribadi yang Single, artinya complete, utuh, sempurna. Dikatakan “Allah
melihat segala yang dijadikanNya itu sungguh amat baik”. Ini berarti Adam
adalalah pribadi yang utuh, single, complete, and nothing wrong with Adam as
his person. Tidak pernah dikatakan bahwa Adam sibuk mencari pasangan untuk
mengisi kekosongan jiwanya. Tidak !!
Yang tercatat adalah : Adam mengusahakan dan memelihara Taman Eden,
sendirian ‘bo ! Termasuk kerjaan yang mahaberat, yaitu memberi nama segala
mahkluk hidup yang ada di bumi. Begitu sibuknya dia, sampai Adam enggak
sadar kalo dia perlu teman. Tuhanlah yang bilang, bahwa “It’s not good for a
man to be alone”. Adam sibuk, concern dgn pekerjaannya sehingga dia tidak
merasa membutuhkan teman. Inisiatif berpasangan, justru datangnya dari
Tuhan. Perhatiin deh, pada saat Adam setia menjalankan panggilannya, maka
Tuhan kasih bonus yaitu Pasangan Hidup. Nah, temen2 dah pada setia belom
nihh? Hehe… Ayo kita setia, maka yang terbaik pasti Tuhan sediakan buat
kita.
Waktu Tuhan menciptakan Hawa, wanita diciptakan BUKAN untuk membuat Adam
menjadi complete. Why? Krn Adam sudah complete sejak sebelum dia ketemu
wanita. Tujuan penciptaan wanita, sebagai penolong bagi Adam. The Lord said,
“I’m going to make him a helper”.
Ilustrasi nya gini : Untuk mengangkat meja sendirian, bisa dilakukan.
Tetapi dengan adanya penolong, maka akan membuat segala sesuatu menjadi
lebih mudah, right?.
Sekalipun saat itu Adam masih sendirian (alone), tetapi dia tidak merasa
kesepian. Temen2 perlu ingat bahwa alone, belum tentu kesepian / lonely.
Adam memang tidak kesepian krn ada Tuhan di situ, tetapi jelas bahwa Tuhan
bilang “it’s not good for a man to be alone”.
‘SINGLE’NESS
Guys, Kapan kita tahu bahwa kita siap untuk menerima pasangan?
Yaitu pada saat kita merasa tidak membutuhkan pasangan, karena disitulah
kita merasa Complete. Adam telah membuktikannya. Hawa datang bukan pada saat
dia sedang sibuk sana-sini mencari pasangan. Tuhan memberikan pasangan,
justru pada saat Adam ada dalam kondisi terbaik, saat sedang complete, utuh,
single dan menikmati panggilannya.
Singleness, adalah suatu tahapan yang harus dicapai oleh setiap orang yang
akan menikah.
Hanya orang yang SINGLE, utuh – complete – matang – unik – secure – aman,
hanya Single person yang siap masuk ke dalam arena pernikahan. Sebab
pernikahan seharusnya terjadi antara two single persons, antara laki-laki
yang utuh dan wanita yang utuh. Tetapi seringkali faktanya, pernikahan
terjadi antara dua orang yang saling tidak utuh, yang saling mencari
keutuhan dari diri pasangannya masing-masing. Ilustrasinya gini : Ada dua
gelas berisi air yang tidak penuh, diibaratkan sebagai seorang individu.
Pada masa pra nikah, seringkali seseorang berkata “ohh…, kekasih saya
adalah orang yang bisa memenuhi hidup saya” atau “bersama dengan kekasih
saya, hidup saya menjadi utuh / complete”. Faktanya adalah : setelah yang
gelas yang satu mengisi gelas yang lain, apa yang terjadi? Maka salah satu
dari gelas itu akan menjadi kosong!
Temen2, pernikahan tidak akan menjadi baik kalau ternyata kita mendapatkan
orang yang tidak single / tidak complete / tidak utuh. Perbuatan yang salah,
jika kita mencari seseorang yang bisa mengisi kekosongan dalam hati kita.
Bahkan, beberapa diantara kita mungkin udah mulai mencari-cari orang lain
yang bisa mengisi kekosongan dirinya, sejak dari kecil…!! SMP mungkin?
Matius 22 :39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Yesus berkata, supaya kita bisa mengasihi sesama kita, baik itu pasangan
kita, isteri/suami kita, maka kita harus bisa mengasihi diri sendiri.
Tidak bisa mengasihi dirimu sendiri = tentu tidak bisa mengasihi sesamamu
manusia. Perlu dicatat bahwa mengasihi diri sendiri: bukan berarti selfish,
self center, atau egois, melainkan menjadi utuh, complete, dan Single!!
Lantas bagaimana caranya mengasihi dirimu sendiri :
1. Mengenal diri kita sendiri. Do you know who you are ? Do you know why you
are in God? Do you know why you are here? Do you know your identity?
Yesus adalah pribadi yang mengetahui siapa diriNya, sehingga Dia bisa
mengasihi orang lain. (Yoh 14:6, 10:9, 10:11, 6:35, 8:12, 11:25) 2. Menerima
diri kita, apa adanya artinya kita memiliki gambar diri yang telah
dipulihkan dalam Kristus.
Pernikahan yang tidak baik ialah dua individu yang tidak bisa mengasihi diri
sendiri, tidak mengenal dirinya sendiri, tidak bisa menerima dirinya
sendiri, tetapi berusaha untuk saling mengasihi.
Lihat contohnya di Sinetron.
Beberapa relationship pra nikah atau malah pernikahan, sebetulnya
“mengosongkan” diri kita, atau “dries you up”, atau membuat kondisi kita
menjadi kering, yaitu pada saat pasangan kita berusaha memenuhi kekosongan
dirinya. Jika pasangan kita sedikit-sedikit telpon kita dan bilang, “Knapa
sih elo gak telp gue?”, atau sedikit-sedikit “Knapa sih elo ga perhatiin
gue?”, atau “Kenapa sih elo enggak seperti yang lain?” Sesungguhnya, kalau
kita Single (complete, utuh, whole), maka kita tidak segitu butuhnya
diperhatiin, karena kita bisa mengasihi diri sendiri dan siap mengasihi
orang lain. Yesus adalah pribadi yang tahu persis siapa dirinya, apa tujuan
hidupnya, dan kenapa Dia ada di muka bumi ini. (Yohanes 8:14)
IT’S MORE IMPORTANT TO BE SINGLE
Ternyata jika ditelaah lebih jauh, lebih penting untuk menjadi Single lebih
dahulu ketimbang menikah. Adalah lebih aman untuk tidak menikah lebih
dahulu, daripada menikah tapi kita belum menjadi single. Hal yang paling
berbahaya dalam pernikahan adalah orang yang tidak Single/utuh, menikah
dengan orang yang tidak Single/utuh. Itulah penyebab perceraian dan
memudarnya kebahagiaan dalam pernikahan.
Ilustrasi : Masih mending kalau gelas tadi berisi 50% : 50%. Yang lebih
parah, jika yang satu dalam kondisi yang dibawah 50%. Jika individu yang
satu tidak bisa memenuhi yang lain, maka pasangannya akan mencari orang
lain, yang dianggap bisa memenuhi kekosongan dirinya dan terjadilah
perselingkuhan yang berujung pada perzinahan. Lihatlah pada realita yang
ada, orang yang tidak utuh/complete/ single menikah dengan yang tidak utuh,
maka tinggal menunggu waktu saja dan dalam hitungan jari, tahun2 pernikahan
mereka akan segera berakhir.
It’s more important to you to be SINGLE first, then get married. Kalaupun
sekarang kita belum get married, yang terpenting kita menjadi SINGLE, maka
dengan demikian kita tetap bersukacita. Sebab, orang yang tidak SINGLE,
tidak utuh, tidak dapat menguasai dirinya (Amsal 25:28). Bagaimana mungkin
orang yang kosong / tidak utuh akan dapat mengendalikan dirinya? Dia hanya
bisa mengendalikan sebagian dari dirinya, tidak sepenuhnya. Tentu saja,
hanya orang yang Single, yang complete / penuh / utuh, akan dapat
mengendalikan hidupnya.
READ THIS :
Orang yang tidak utuh/complete, tidak dapat memberikan apa-apa untuk
pasangannya karena memang tujuan awal dia mencari pasangan adalah selfish,
hanya untuk mengisi kekosongan dirinya sendiri. Pasangan seperti ini hanya
akan banyak menuntut, banyak minta diperhatiin dsb. Dia akan mengganggu
konsentrasi hidup kita, pekerjaan, karier, bisnis dll. This person will
dries you up.
IT’S A WRONG MYTH
Mitos yang keliru ialah : Menikah adalah kunci menuju kebahagiaan, seakan
belum lengkap kalau belum menikah. Ini menyebabkan kebanyakan orang sejak
muda berpikir untuk mencari seseorang, untuk mengisi kekosongan dirinya.
It’s completely wrong, guys. Why ?? Karena kekosongan hidup kita hanya bisa
diisi oleh Tuhan. Makanya Tuhan Yesus bilang, “Seek ye first the Kingdom of
God “, Mat 6:33. Tuhanlah yang seharusnya menjadi pusat, sumber dan
inspirasi untuk mengisi kekosongan hati kita. Kita semua tahu, bahwa kita
tidak perlu menikah untuk menjadi complete. Pernikahan tidak selalu menambah
urapan dalam diri kita, tidak selalu akan menjadikan kita sebagai berkat
bagi orang lain. That’s not the point of a marriage. Kepenuhan panggilan
kita hanya bisa didapat di dalam Tuhan, yaitu pada saat kita tahu siapa diri
kita, kita bisa menerima diri kita sendiri, kita tahu kenapa kita ada
disini, dan kita memahami apa tujuan hidup kita.
Kunci menerima kebahagiaan yang sebenarnya adalah : Apabila kita menjadi
single/utuh/ complete, mengenali siapa kita di dalam Tuhan dan mengetahui
tujuan hidup kita, baik dalam keadaan menikah atau tidak menikah. Ada
orang-orang yang masih sendirian, belum berpasangan/ menikah, tetapi dia
tidak pernah merasa kesepian karena dia Single, utuh/complete dalam
panggilannya. Tidak dipungkiri, bisa saja sewaktu-waktu ada keinginan
memiliki pasangan, tetapi keinginan itu tidak pernah membuat dia menjadi
goyah dan tetap maksimal dalam panggilannya.
SEKALI LAGI : HANYA BISA DIISI OLEH YESUS
Banyak orang yang sendirian tapi
dia belum utuh/kosong/ sepi, hidupnya banyakdiisi dengan usaha2 utk memenuhi
kekosongan dirinya dan menjadi orang yang sibuk sana-sini mencari tulang
rusuknya. Cobain sana , cobain sini, lirik sana-sini, jadian sana-sini,
putus sana-sini, parah deh pokoknya. Jika dia menikah, bisa jadi dia malah
akan merusak pasangannya jika pasangannya adalah orang yang Single. Ingat
ilustrasi omelet. Telur yang busuk akan merusak telur yang baik. Nahh, jika
pasangannya tidak Single/utuh, wahh… akan lebih parah lagi. Mereka akan
saling mengeringkan, saling menuntut, saling menyakiti dan tidak dewasa, dan
akan berakibat pada ketidak-bahagiaan dan perceraian. Guys, sekali lagi
pahamilah, bahwa rasa kesepian dan tidak utuh, TIDAK BISA DIISI OLEH
PASANGAN KITA, melainkan hanya oleh Tuhan Yesus.
Justru pernikahan yang sempurna, hanya bisa dilakukan oleh dua orang Single,
yaitu mereka yang telah utuh dan complete. Mereka berdua tidak akan saling
mengeringkan, tapi saling memberi pujian, saling mendukung, saling menunjang
dan tidak saling menuntut. These two Single persons akan menghasilkan
sesuatu yang baik, kekuatan yang baru, berkat bagi sekeliling, dll. Tidak
heran jika setelah pernikahan, maka baik sang pria maupun sang wanita, akan
menjadi individu yang semakin berkualitas, yang mengalami kepenuhan
panggilannya di dalam Kristus.
Berbahagialah kita jika menikah dengan pribadi yang Single, pribadi yang
utuh/complete, punya kedewasaan dan panggilan dalam Kristus.
Remember :
Hubungan kita hanya sebaik dengan siapa saja yang terlibat dalam hubungan itu.
To be single should be the goal of every person.
Dan entah kita menikah atau tidak, sudah menikah atau belum…., STAY SINGLE !!