Worshipping God
“God sets Himself against the proud and haughty, but gives grace (continually) to the lowly (those who are humble enough to receive it).” (James 4:6 AMP)
Dalam bahasa Indonesia, ayat di atas bisa diterjemahkan menjadi sebagai berikut: “ Tuhan menempatkan diri-Nya melawan orang yang congkak, sombong dan tinggi hati, tetapi memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati (mereka yang cukup rendah hati untuk menerima kasih-karunia-Nya).” – Yakobus 4:6.
Dengan jelas Yakobus mengatakan bahwa kasih karunia Tuhan hanya tersedia bagi orang yang rendah hati; sementara itu, orang sombong akan menjadi musuh Tuhan. Tentunya kita tidak ingin menjadi musuh Tuhan, tetapi kita ingin Tuhan selalu ada di pihak kita.
Supaya kita selalu memperoleh kasih karunia Tuhan dalam segala sesuatu yang kita kerjakan, sangat penting bagi kita untuk mengerti aplikasi dari kerendahan hati yang sesungguhnya ( true humility). Merendahkan hati berarti:
1. Mengakui apa yang Tuhan katakan mengenai diri kita.
Seringkali kerendahan hati disalah-artikan dengan minder ( inferiority complex).. Menganggap diri rendah, tidak bisa apa-apa, tidak layak, minder bukanlah rendah hati. Ini semua adalah kerendahan hati yang palsu. Kelihatannya lemah lembut dan sopan, tetapi sombong di dalam. Mengapa sombong? Karena orang yang minder melihat diri mereka jauh lebih rendah dari apa yang Tuhan katakan mengenai mereka.
2. Mengakui semua kesuksesan sebagai bentuk kasih karunia Tuhan dan tidak lebih dari itu.
Rasul Paulus memiliki pelayanan yang sangat berhasil dan berbuah. Pelayanannya tersebar ke seluruh penjuru dunia sampai Eropa Barat, Eropa Timur dan Asia Kecil. Bisa dikatakan bahwa dia adalah rasul yang paling berpengaruh sepanjang masa. Tetapi di tengah kesuksesannya, ia berkata:
”Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang……” – 1 Korintus 15:9-10.
Rasul Paulus sangat rendah hati. Ia sadar dan mengakui tangan Tuhan lah yang sudah membawanya sampai ke kejayaan, bukan hasil jerih payahnya.
3. Menanti dengan hati sabar untuk menggunakan cara Tuhan dalam menyelesaikan krisis.
Kesombongan seseorang segera terbaca ketika dia mengalami krisis. 1 Samuel 13 mengisahkan Saul yang dihadang oleh orang Filistin. Ketika ia menjadi sangat cemas karena serangan orang Filistin sudah semakin dekat dan nabi Samuel tidak kunjung datang, Saul memutuskan untuk mempersembahkan korban bakaran sendiri. Dia memakai hikmatnya sendiri dalam menghadapi krisis dan kasih karunia Tuhan tidak turun atas hidupnya.
Sebaliknya, raja Daud melewati pengalaman yang sama dengan raja Saul (1 Samuel 30), di mana mereka mendapati seluruh perkemahan telah dijarah habis dan anak-isteri mereka diculik. Rakyat marah dan berniat melempari Daud dengan batu. Di tengah krisis seperti itu, Daud memilih untuk berkonsultasi dan menguatkan kepercayaannya pada Tuhan. Hasilnya, Daud merebut kembali semua yang telah diambil oleh musuhnya.
Anda bisa mengalami kemenangan seperti raja Daud. Kemenangan tidaklah sejauh yang Anda pikirkan, asal Anda dengan hati-hati mengevaluasi hati Anda. Apakah Anda sudah setuju dengan semua firman-Nya? Apakah Anda mereferensikan kesuksesan Anda pada kasih karunia-Nya? Apakah Anda dengan sabar menunggu Tuhan untuk memakai cara-Nya dalam mengatasi krisis Anda?
(Indri Gautama)
Link Lain :
– 666 – ANti Christ
– Another story
– Give Your Talent to the World
Terima kasih telah membagikan tema ini. Saya selalu tertarik dengan tema-tema Kerendahan Hati. Materi ini sangat jarang dibagikan digereja-gereja.
Ibu Indri selalu kena jika mengulas sesuatu. Mendengarkan kotbah2 nya di RPK FM selalu menyejukan. Mantap!
Menanti dengan hati sabar untuk menggunakan cara Tuhan dalam menyelesaikan krisis. Kemenangan tidaklah sejauh yang Anda pikirkan, asal Anda dengan hati-hati mengevaluasi hati Anda.
terimakasih untuk artikel dan ayat yang bermanfaat kak 🙂
terimakasih untuk artikelnya kak, sangat bermanfaat sekali 🙂